PEMERHATI.ID, EKONOMI -Dalam dunia ekonomi, ada fenomena yang dikenal sebagai “Kompromi Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran” yang telah menjadi topik perdebatan dan penelitian yang intens selama beberapa dekade terakhir. Para ahli ekonomi telah mengembangkan teori dan pandangan yang berbeda tentang bagaimana inflasi dan pengangguran saling terkait dalam jangka pendek. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi teori dari beberapa ahli ekonomi terkemuka yang telah membantu memahami kompleksitas hubungan ini.
Teori Phillips
Salah satu kontribusi paling awal terhadap pemahaman kompromi jangka pendek ini datang dari ekonom Inggris bernama A.W. Phillips pada tahun 1958. Phillips mengamati bahwa ada hubungan invers antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.
Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa ketika inflasi rendah, tingkat pengangguran cenderung tinggi, dan sebaliknya. Ini dikenal sebagai “Kurva Phillips.” Namun, Phillips hanya memperhitungkan jangka pendek, dan teorinya kemudian diperdebatkan karena tidak mempertimbangkan aspek jangka panjang.
Teori Expectations Augmented Phillips Curve
Dalam upaya untuk memperbaiki kekurangan teori Phillips, para ekonom seperti Milton Friedman dan Edmund Phelps memperkenalkan konsep harapan ekspektasi (expectations) ke dalam analisis kompromi jangka pendek. Mereka mengemukakan bahwa tingkat inflasi jangka pendek akan memengaruhi harapan inflasi jangka panjang, yang pada gilirannya akan memengaruhi tingkat pengangguran jangka panjang.
Dengan kata lain, ketika orang mengharapkan tingkat inflasi yang lebih tinggi, mereka akan menuntut upah yang lebih tinggi, yang dapat mengakibatkan tingkat pengangguran lebih tinggi dalam jangka panjang.
Teori Expectations Augmented Phillips Curve dalam Praktik
Dalam praktiknya, konsep expectational augmented Phillips curve membantu menjelaskan fenomena ekonomi di berbagai negara. Misalnya, ketika bank sentral mencoba menurunkan tingkat pengangguran dengan menggenjot inflasi melalui kebijakan moneter yang longgar, ini mungkin berhasil dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, jika harapan inflasi naik, tingkat pengangguran jangka panjang bisa kembali tinggi.
Debat tentang Kompromi Jangka Pendek
Meskipun teori ini telah memberikan wawasan yang berharga tentang hubungan antara inflasi dan pengangguran, masih ada banyak perdebatan di kalangan para ekonom tentang sejauh mana kompromi jangka pendek ini dapat diprediksi dan dimanipulasi oleh kebijakan ekonomi. Beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa dalam era globalisasi dan persaingan yang ketat, hubungan antara inflasi dan pengangguran mungkin menjadi lebih kompleks daripada yang telah dipahami sebelumnya.
Kebijakan Moneter dan Kompromi Jangka Pendek
Para ahli ekonomi juga telah memperdebatkan bagaimana bank sentral harus merespons kompromi jangka pendek ini melalui kebijakan moneter. Beberapa menganggap bahwa bank sentral harus menjaga stabilitas harga sebagai prioritas utama, sementara yang lain berpendapat bahwa mencoba memanipulasi tingkat pengangguran dengan mengorbankan stabilitas harga dapat menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan. (Redaksi)