GPRONTALO – Memperingati Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei, anggota DPRD Provinsi Gorontalo Partai NasDem, Ridwan Monoarfa, mengajak masyarakat untuk semakin giat membudayakan membaca sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, kemajuan suatu daerah tidak terlepas dari tingkat literasi warganya. Ia juga menyampaikan, buku merupakan jendela dunia yang mampu membuka cakrawala berpikir dan membangun karakter bangsa.
“Hari Buku Nasional bukan sekadar seremonial, tapi harus menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya membiasakan diri membaca,” kata Ridwan.
Ia menyoroti rendahnya minat baca di Indonesia yang masih menjadi tantangan besar, terutama di kalangan generasi muda, remaja perlu diberi ruang dan akses seluas-luasnya terhadap buku dan bahan bacaan yang relevan.
“Masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan pola pikir. Literasi yang kuat akan menciptakan generasi yang tangguh dan visioner,” katanya.
Ridwan juga mendorong agar pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas bisa berkolaborasi dalam memperkuat gerakan literasi sejak dini. Ia menekankan pentingnya mengenalkan anak-anak pada buku sejak usia balita.
“Membaca bukan sekadar aktivitas belajar, tapi adalah proses membentuk imajinasi, empati, dan cara berpikir,” jelasnya.
Di tengah arus digital yang kian deras, Ridwan percaya buku tetap memiliki tempat yang istimewa, meskipun teknologi menawarkan kemudahan akses informasi, buku tetap menjadi sumber pengetahuan yang mendalam dan terstruktur.
“Kita tidak boleh kehilangan sentuhan dengan buku cetak. Ada nilai-nilai edukatif dan kedalaman yang tidak bisa digantikan oleh sekadar membaca cepat di layar,” tegasnya.
Peringatan Hari Buku Nasional juga dipandang Ridwan sebagai kesempatan untuk menghidupkan kembali industri buku lokal. Ia mendorong masyarakat untuk membaca dan membeli buku karya anak bangsa.
“Dukungan terhadap penulis dan penerbit lokal adalah bentuk nyata membangun ekosistem literasi nasional,” ucapnya.
Ia pun mengajak masyarakat Gorontalo, khususnya kaum muda, untuk menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup.
“Literasi adalah pondasi berpikir kritis. Kalau kita ingin bangsa ini maju, kita harus mulai dari kebiasaan membaca di rumah, sekolah, dan ruang publik,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Ridwan mengingatkan semangat literasi sejalan dengan visi besar untuk membangun Indonesia yang lebih berdaya saing.
“Dengan semangat restorasi, mari kita jadikan Hari Buku Nasional sebagai momentum membangun bangsa pembaca, bukan hanya pengguna informasi,” pungkasnya