POHUWATO – Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke lokasi industri PT. Biomasa Jaya Abadi (BJA) di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Sabtu (5/7/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda rutin untuk memastikan mitra kerja industri Komisi II di Gorontalo berjalan sesuai ketentuan.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Mikson Yapanto, menegaskan selain kunjungan ke pabrik wood pellet PT. BJA, pihaknya juga akan menyoroti isu penting yang berkembang di masyarakat.
Salah satunya adalah persoalan banjir yang terus berulang di wilayah Kecamatan Wanggarasi dan Lemito.
“Banjir di dua kecamatan itu sudah sangat mengkhawatirkan. Kami menerima banyak laporan dari warga terkait pembabatan hutan yang diduga menjadi penyebab utama. Ini harus segera ditelusuri dan dievaluasi,” kata Mikson, Kamis (04/07/2025).
Selain itu, Komisi II juga akan mempertanyakan praktik transhipment atau bongkar muat wood pellet dari kapal ke kapal di tengah laut.
Lokasi transhipment disebut-sebut berada di lepas pantai Popayato, yang cukup dekat dengan wilayah tangkap gurita para nelayan di Desa Torosiaje dan biota laut lainnya.
“Kami akan pastikan praktik itu tidak mengganggu ekosistem laut maupun aktivitas nelayan. Transhipment yang dilakukan di tengah laut tanpa pengawasan ketat tentu menimbulkan potensi kerusakan lingkungan dan sosial,” jelas Mikson.
Ia juga menegaskan kunjungan yang akan dilakukan bukan hanya sekadar seremonial, melainkan bagian dari fungsi pengawasan DPRD terhadap dampak industri terhadap masyarakat dan alam sekitar.
“Komisi II akan mendengar langsung dari pihak perusahaan dan masyarakat sekitar. Jika ditemukan pelanggaran atau hal-hal yang merugikan warga, maka kami tidak akan segan menyuarakan ke pemerintah provinsi untuk mengambil tindakan,” tegas Mikson.
Mikson juga berharap agar perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Gorontalo tetap menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Menurutnya, pembangunan industri harus sejalan dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.“Gorontalo butuh investasi, tapi bukan dengan mengorbankan lingkungan dan nelayan kecil,” tutupnya. (*)