OPINI – Ketika kita menyebut tiga nama diatas pasti semua punya persepsi, kesan dan opini yang sama atau mungkin berbeda, yang pasti mereka adalah bagian dari sejarah bengsa ini.
Benang merah pemikiran ketiga tokoh adalah soal ekonomi, ketika Bung hatta dengan konsep ekonom kerakyatan yang dituangkan dalam pasal 33 UUD 1945, maka Sumitro Djojohadikusumo dengan pemikiran ekonomi pada sektor industri maka Gobel Senior menyempurnakan pemikiran kedua tokoh dalam sebuah bangun ekonomi kerakyatan berbasis pada industri moderen yang kemudian menjadi salah satu tokoh industri Indonesia moderen.
Saya menyandingkan ketiga tokoh bangsa ini dari kesamaan visi besar mereka dalam menghadirkan keadilan sosial (social justice) dan menjaga dan memperjuangkan martabat kemanusiaan (human dignity) dalam pilihan jalan perjuangan mereka Kini mereka telah tiada dan meninggalkan legacy kepemimpinan tidak hanya kepada anak keturunannya tapi kepada semua anak bangsa yang terinspirasi.
Makna legacy dapat diartikan sebagai pencapaian-pencapaian luar biasa dari seorang pemimpin. Termasuk pencapaian luar biasa sebagai sosok pribadi, maupun pencapaian luar biasa yang mampu memberikan impact yang kuat.
Pemikiran dan idialisme ketiga tokoh bangsa ini dilanjutkan oleh anak-anak idiologis dan biologis mereka, jika Bung Hatta dilanjutkan oleh Halida Hatta dan Mutia Hatta sebagai kelompok intelektual dan tokoh masyarakat sipil, sedangkan Sumitro Djojohadikusumo diteruskan perjuangan pemikiran sosialisme oleh Prabowo Subianto secara politik melalui Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang telah mengantarnya menjadi Presiden RI ke 8.
Demikian halnya dengan pemikiran dan idialisme Gobel senior yang menjadi industriawan Indonesia moderen dilanjutkan oleh putranya Rachmat Gobel dilanjutkan oleh generasi baru Gobel sebagai generasi ketiga menjaga dan merawat legacy dalam bentuk infrastruktur dan suprastruktur industri tapi juga tradisi dan nilai-nilai penuh keteladanan sebagai keluarga moderen.
Ketiga tokoh bangsa Bung Hatta, Om Cum dan Om Ebu telah tiada tapi nama harum mereka dijaga oleh putra-putrinya dalam kiprah bisnis dan politik mereka. Mutia dan Halida Hatta, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo dan Rahmat Gobel adalah Generasi kedua yang dalam kiprahnya baik sebagai pelaku usaha dan politisi tentu tidak bisa disamakan dengan pelaku usaha dan politisi lainnya karena mereka harus tetap konsisten menjaga legacy yang ditinggalkan oleh orang tua mereka.
Ketika orang ramai dengan praktek bisnis yang koruptif mereka menjaga dirinya menjadi kaya tidak harus korupsi, ketika orang berpolitik dengan mengahalalkan segala cara dengan politik uang meraka menjaga dirinya dan tetap menjadikan politik hanyalah alat mencapai tujuan untuk menghadirkan keadilanan sosial serta menjaga martabat kemanusiaan, karena mereka meyakini politik uang artinya telah merendahkan martabat kemanusiaan mereka yang secara ekonomi tidak beruntung seperti mereka, tentu ini adalah sebuah kemuliaan dan keteladanan yang semakin langkah kita temukan pada dunia politik yang telah menjelma menjadi industri demokrasi dan kekerasan demokrasi.
Saya bisa menulis pemikiran ini karena sudah membaca buku yang menuangkan pemikiran para tokoh diatas serta pernah berinteraksi sebagai teman atau sahabat dengan generasi kedua dari keluarga Bung Hatta, Pak Sumitro Djojohadikusumo dan Pak Thayeb Gobel.
Sebagai warga Gorontalo tentu saya mengajak kita semua bahwa Gobel adalah nama besar yang menjadi legacy tidak hanya kepada anak keturunannya tapi juga kita sebagai orang Gorontalo.
Dan saya tetap respek dan terkadang iri dengan gaya politik Saco RG yang bisa menahan diri sekalipun dia mampu dan sanggup mengotori dirinya dengan politik uang tapi dia tetap menjaga nama besar keluarga almarhum Om Ebu.
Salam dari Kota Tokyo Japan, 28 Mei 2025 bAnG_aMoZ