POHUWATO – Sebuah rekaman voice note yang diduga berasal dari seorang aparatur sipil negara (ASN) beredar luas dan memunculkan sorotan terkait kinerja pejabat di instansi pemerintah.
Dalam rekaman tersebut, ASN itu menyampaikan keluhan mengenai pimpinan di bidang keuangan yang dianggap tidak menunjukkan empati terhadap kondisi pegawai.
“Pakai hati bu, pakai hati,” kata ASN yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
Dalam rekaman itu terdengar keluhan bahwa demi menyukseskan berbagai kegiatan pemerintahan, sebagian ASN terpaksa berutang dan menggunakan anggaran pribadi, termasuk untuk kebutuhan operasional seperti bahan bakar kendaraan dinas. Hal tersebut dilakukan agar kinerja mereka tetap terlihat baik di hadapan pimpinan.
“So kurangajar ini dia pak, torang ini pak pe apa ba fikir kegiatan ba utang sana sini, torang pe doi habis pak, demi torang pe kinerja supaya terukur bagus, torang pe kinerja supaya pimpinan tau tetap bekerja, baru depe kalakuan bagini pak, cuman dia kase-kase biar turus, seakan-akan torang ini bukan PNS yang harus dijaga juga, ti ibu teti pe kurangajar kase biar torang seperti ini, pak torang tidak pernah batagih hari ini, gara-gara depe surat satu itu,” ungkap ASN tersebut dalam rekaman.
ASN dalam voice note itu juga meminta perhatian dari pimpinan daerah, yang dalam rekaman dipanggil “bapak”, agar memberikan solusi dan memperbaiki tata kelola instansi.
Ia menyebut terdapat beban keluarga dan kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi, sehingga meminta agar pegawai di bidang keuangan juga diperlakukan secara adil.
“Torang tidak pernah lagi ba kase, nanti ba apa torang, nanti ba bakar nanti torang ada solusi di daerah pak, torang juga pak punya anak, torang punya tagihan tidak pernah ada depe ini, kase orang manusia di keuangan pak, jangan bawa kamari yang terlempar dimana-dimana, kase jadi orang manusia disini, punya hati pak, kase bagus ini daerah pak, jangan cuman torang yang selalu diminta kerja-kerja, keuangan seakan-akan mahkota di daerah ini,” lanjutnya.
Hingga berita ini dipublikasikan, identitas ASN tersebut belum dapat dipastikan dan masih dalam proses penelusuran. (*)













