PEMERHATI.ID, POHUWATO – Kasus pelecahan seksual di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Pohuwato, tidak benar adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum Ketua Jurusan (Kajur) di SMK itu.
Informasi diperoleh Pemerhati.id peristiwa bermula pada bulan Augustus 2023 kumarin, ada salah satu kegiatan yang dilaksanakan sekolah melibatkan siswa-siswi kelas X, XI, Jurusan NKPI, mereka melaksanakan kegiatan itu di luar sekolah didampingi para guru-guru beserta istrinya yang ada di jurusan sendiri.
Saat itu mereka membuat tenda di pesisir pantai Kawasan Pohon Cinta, setiba malam hari para siswa-siswi mulai diistrahatkan oleh guru-guru dikarenakan masih ada agenda pada esoknya. Mereka diistrahatkan satu tenda dengan cara terpisah oleh tas yang terbentang , mereka yang sementara tidur diawasi empat siswa yang sementara piket malam.
Setiba pukul 01:30 Wita, oknum guru duduk di depan pintu tenda langsung istrahat di samping terduga siswi, dengan cara kepala terduga pelaku berada di kaki siswi itu. Seketika siswi itu terbangun dengan tangan yang berada di kakinya, sang siswi terkaget melihat ternyata gurunya sedang tertidur yang berada di kakinya, kemudian siswi tersebut bangun mencari tempat lain tanpa mengganggu gurunya sendiri.
“Waktu itu posisi soya memang sedikit cape, sehingga beristrahat di pintu tenda yang kosong, karena saya rasa mengantuk langsung tidur. Posisi tidur saya tidak menghadap siswi itu, tetapi kepala saya balik kearah kaki siswi,” ujar AE, Sabtu (13/01/2024).
AE mengaku, dari pengakuan siswi dengan terlelapnya tidur tangan guru hanya menyentuh kakinya saja, tidak menyentuh yanglainya sehingga siswi yang terbangun itu langsung pindah mencari tempat lain.
“Cuman pak guru dapa sontong saya pekaki, jadi saya kaget. Saya rasa tidak nyaman mengganggu sama guru, dirinya pindah ketempat temanya lanjut beristrahat,” tutur AE
Ketua jurusan mengungkapkan, kejadian ini sudah setahun berlalu, bahkan siswi itu biasa saja saat berada di sekolah. Karena kejadian itu hanya sebatas disentuh kakinya saja tidak menyentuh hal-hal yang terlarang.
“Kalau memang saya melaukan hal yang memalukan itu, mungkin sudah ribut disaat setelah kegiatan yang dilaksanakan,” tutup AE
Sementara siswi yang di duga korban mengaku, tidak benar adanya informasi yang beredar dirinya dilecehkan oleh oknum guru yang juga sebagai ketua jurusan itu.
“Tidak ada saya dilecehkan,” ujar siswi itu saat dihubungi melalui telepon
Kepala Sekolah Menengah kejuruan SMKN 1 Marisa, Kamal A Saleh, mengatakan tidak ada pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru, dan informasi yang beredar itu tidak benar adanya.
“Alhamdulillah, tidak sampai melakukan pelecehan dengan meraba-raba. Sebenarnya yang terjadi itu tangan pelaku hanya sampai di pergelangan kaki siswi, kemudian siswi itu terbangun,” ujar Kamal
Bahkan menurut Kamal, kedua belah pihak sudah di undang langsung, untuk meminta penjelasan terkait informasi yang telah beredar itu. Bahkan korban didampingi orang tua dimintai keterangan mengaku tidak meresa dilecehkan oleh oknum guru, sehingga informasi tidak ada terjadi sekolah mereka.
“Kedua belah pihak sudah membuat surat pernyataan di atas pernyataan, untuk tidak melanjutkan kasus itu,” tutup Kamal (AL)