GORONTALO – Proses penyaluran bantuan sapi oleh Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo menuai kritik dari sejumlah warga Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato.
Pasalnya, penyerahan sapi tersebut dinilai tidak sesuai prosedur, dilakukan larut malam, dan sapi yang diterima dalam kondisi sakit.
Salah satu warga, Taib Mahabu (49), mengungkapkan bahwa sapi-sapi bantuan diserahkan pada pukul 23.30 WITA di kantor Desa Balayo.
Waktu penyerahan yang tidak lazim ini menimbulkan kecurigaan, apalagi kondisi sapi yang diterima terlihat kurus, sakit, dan tidak layak untuk dibudidayakan. Bahkan, menurutnya, keesokan harinya sapi-sapi tersebut enggan makan.
“Selain kondisinya yang buruk, distribusi bantuan juga tidak tepat sasaran. Contohnya, sapi yang seharusnya diterima oleh Yusuf Djaini malah diberikan kepada pihak lain. Seharusnya pihak dinas memverifikasi identitas penerima terlebih dahulu menggunakan KTP atau dokumen lainnya,” jelas Taib.
Ia juga menilai waktu penyerahan yang dilakukan larut malam terkesan disengaja untuk menyembunyikan kondisi sapi yang tidak memenuhi standar. Padahal, warga berharap bantuan tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian mereka, namun kenyataan di lapangan justru mengecewakan.
Menanggapi persoalan ini, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Mikson Yapanto, menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut. Dirinya mengunkapkan,dalam hal ini Dinas Pertanian harus bertanggung jawab.
Ia mengatakan, agar sapi yang diberikan dalam kondisi sehat dan penyaluran dilakukan sesuai data penerima yang telah diverifikasi.
“Kami akan memanggil pihak Dinas Pertanian untuk memberikan penjelasan terkait penyerahan 400 ekor sapi ini. Ada indikasi penyimpangan yang perlu diusut lebih lanjut. Selain itu, distribusi bantuan seharusnya berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar tepat sasaran,” tegas Mikson.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Aferus Djaini, memberikan klarifikasi atas keluhan warga.
Ia mengatakan, sapi-sapi yang diberikan sebenarnya telah sesuai, namun kondisi kesehatan mereka dipengaruhi oleh musim penyakit ternak yang sedang berlangsung.
“Kami mengakui adanya kekurangan dalam kondisi sapi. Tim kami akan turun ke lapangan besok, Kamis, (19 Desember 2024), untuk mengecek langsung dan menyelesaikan kesalahpahaman ini, termasuk penerima sapi, yang setahu saya Yusuf Djaini telah menerimanya,” katanya.
Namun, penjelasan ini belum sepenuhnya meredakan keresahan warga. Mereka berharap Dinas Pertanian dapat memperbaiki proses penyaluran bantuan di masa mendatang, baik dari segi transparansi maupun kualitas bantuan yang diberikan.
“Bantuan ini seharusnya menjadi berkah bagi kami, bukan malah menambah beban,” ungkap Taib menutup pernyataannya.