PEMERHATI.ID, 30 dari 60 santri Pondok Pesantren Manbaul Salafiyah di Bojonegoro adalah anak-anak punk dan terlantar, Andin (17 tahun) salah satunya yang punya kisah memilukan.
Satu tahun sudah Andin tidak pulang ke rumah. Sebelum berlabuh di pondok pesantren, dirinya hidup di jalanan menjadi anak punk dan pengamen. Tubuhnya penuh tato, membuat beberapa orang takut padanya.
Namun di balik penampilannya itu, Andin sebenarnya gadis yang lembut. Dia memilih menetap di pesantren sebab inilah satu-satunya tempat yang aman baginya.
“Aku gak berani pulang kak. Ayah dan pamanku sering mengancamku pakai senjata tajam. Di sini (pesantren), aku dilindungi Bunda (pengurus pesantren) dan diajarkan agama”, ungkap Andin.
Meski begitu, kehidupan Andin di pesantren pun belum juga layak. Pondok pesantren tidak memiliki fasilitas yang lengkap, bahkan stok makanan pun sering terbatas. Untuk sholat aja Andin harus menunggu santri lain selesai dulu sebab jumlah mukenanya bisa dihitung jari.
Catatan: untuk yang ingin berbagi bisa kunjungi akun FB Kitabisa.co
Sumber: Akun FB kitabisa.com