ParlemenPohuwato

Syarif Mbuinga Tekankan Empat Pilar dan Gerakan Kepedulian Lingkungan

POHUWATO – Anggota DPD RI, Syarif Mbuinga, menegaskan pentingnya penguatan nilai kebangsaan melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Lapangan Sorga, Desa Sipayo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Sabtu (20/12/2025).

Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh unsur pemerintah kecamatan, pemerintah desa, tokoh masyarakat, pemuda, serta warga setempat.

Dalam kesempatan itu, Syarif menyampaikan sejumlah pesan kebangsaan yang dikaitkan dengan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan daerah.

Pada momentum tersebut, Syarif juga menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Camat Paguat yang menggagas gerakan penanaman bibit pohon bersama Karang Taruna dan masyarakat sebagai langkah preventif menghadapi potensi bencana.

“Saya setuju dengan Pak Camat soal penanaman ini. Saya akan datang kembali untuk kegiatan penanaman tersebut dan saya siap untuk berkontribusi. Itu agendanya Pak Camat,” ujar Syarif di hadapan peserta sosialisasi.

Mantan Bupati Pohuwato itu menilai gerakan penanaman pohon sebagai bentuk implementasi nilai gotong royong yang sejalan dengan semangat Empat Pilar, khususnya dalam membangun kesadaran kolektif menjaga lingkungan hidup.

Ia juga mengingatkan agar seluruh pihak tidak saling menyalahkan ketika menghadapi persoalan lingkungan, melainkan fokus pada solusi dan tindakan nyata.

“Kita tidak perlu saling menyalahkan atau melemparkan kesalahan kepada siapa pun. Yang terpenting adalah pemerintah harus hadir dan berani mengambil keputusan, meskipun keputusan itu tidak selalu populis,” ujar Syarif.

Syarif turut menyinggung berbagai bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah seperti Sumatra dan Aceh. Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi di Gorontalo, termasuk di wilayah Pohuwato, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini.

Menurutnya, ketegasan pemerintah dalam mengambil kebijakan tidak berarti mengabaikan rakyat, sebab setiap keputusan telah memiliki aturan dan mekanisme yang jelas.

Dalam penutup penyampaiannya, Syarif mengajak masyarakat untuk tidak bergantung pada bantuan dari luar daerah dalam menyelesaikan persoalan lokal.

“Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah daerah ini selain kita sendiri. Jangan berharap dari luar untuk menyelesaikan persoalan kita. Kita sendirilah yang harus menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah kita,” jelasnya.

Ia juga menyinggung sejumlah perjuangan yang telah dirintisnya saat menjabat sebagai Bupati Pohuwato, termasuk terkait Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR).

“Ada yang saya sudah tinggalkan ketika saya bupati, antara lain perjuangan WPR dan IPR, itu bukan perjuangan singkat dari sisi waktu dan muda tidak mudah dalam proses perjuangan itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Paguat Andrie AR Pakilie, SSTP, MSI, menjelaskan bahwa pemerintah kecamatan akan segera menindaklanjuti agenda penanaman pohon melalui koordinasi lintas sektor.

“Nanti kita akan turun bersama KPH, pemerintah desa, dan lembaga desa untuk mengidentifikasi lahan-lahan kritis. Setelah itu, kebutuhan jumlah dan jenis pohon akan disesuaikan dengan luas lahan kritis yang ada,” kata Andrie.

Ia menambahkan, Pemerintah Desa Sipayo juga mengusulkan penanaman bambu di sepanjang aliran Sungai Paguat sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan.

“Untuk jenis pohon, kami akan berkoordinasi dengan pihak KPH. Insyaallah semuanya akan disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat,” tambahnya.

Pemerintah kecamatan menargetkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal pemulihan lahan-lahan kritis sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan melalui partisipasi aktif bersama pemerintah dan lembaga terkait.

“Agenda ini menjadi bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam mengamalkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di Kecamatan Paguat,” pungkas Andrie. (*)

What's your reaction?

Related Posts