Politik

Catatan Gerak Politik Rachmat Gobel Hingga Dipinang Surya Paloh

Oleh Nasihin Masha, Wartawan Senior

OPINI – Pilkada 2024 telah selesai dan sudah diketahui hasilnya. Hal ini sekaligus mengakhiri tahun 2024 sebagai tahun politik, karena pada Februari 2024 telah dilakukan pemilu legislatif (DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, dan DPD RI) dan pemilihan presiden. Bagi partai politik, juga bagi politisi yang ikut dalam pemilu legislatif maupun pilpres serta yang mendapat tugas sebagai ketua partai maupun penanggung jawab pemenangan (DPC/DPD/DPW/DPP maupun korwil dan tim pemenangan) berakhirnya semua proses politik tersebut merupakan ajang evaluasi tersendiri.

Kiprah seorang Rachmat Gobel. Dia adalah anggota DPR RI dari Partai Nasdem yang juga bertanggung jawab terhadap pemenangan di Provinsi Gorontalo, yang kemudian di saat terakhir ditunjuk menjadi ketua DPW Partai Nasdem Gorontalo. Berikut ini adalah laporan serialnya tentang Rachmat Gobel sebagai politisi.

Dipinang Surya Paloh

Setelah tak menjadi menteri perdagangan, Rachmat Gobel kembali aktif sebagai pengusaha. Padahal ia sudah melepas semua jabatan di perusahaan, bahkan sebagian saham di bisnisnya pun dilepas. Salah satu yang ia lepas adalah kepemilikan sahamnya pada industri penggilingan padi yang paling modern di Jawa Timur.

Sebagai orang yang lama tinggal di Jepang, ia sangat menikmati kualitas nasi Jepang yang lembut dan pulen. Ini ternyata, salah satu faktornya, adalah teknologi. Karena itu ia ingin beras Indonesia harus bisa mendekati kualitas beras Jepang. Ia pun berkongsi dengan sejumlah pengusaha untuk membangun pabrik penggilingan beras di Indonesia. Namun karena ia menjadi menteri perdagangan, ia melepas sahamnya. Itulah risiko yang harus ia tanggung.

Ternyata, Surya Paloh mengajak Rachmat Gobel untuk bergabung ke Partai Nasdem. Maka Gobel mulai ikut kegiatan-kegiatan Partai Nasdem. Banyak yang terkejut. Namun banyak yang tidak mengetahui bahwa ada hubungan khusus antara Gobel dengan keluarga Surya Paloh. Saat di Jepang, Gobel tinggal di keluarga Jepang, bahkan Gobel sudah dianggap sebagai anak oleh keluarga tersebut. Nah, salah satu anak keluarga tersebut kemudian menjadi istri Surya Paloh.

Selain itu, Gobel tertarik dengan garis perjuangan Partai Nasdem yang mengusung restorasi Indonesia. Restorasi berarti ingin kembali dan memperbaiki sesuatu kepada cita-cita awal, dalam hal ini adalah cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Namun bukan dua hal itu saja yang membuat Gobel memilih berlabuh dengan Partai Nasdem. “Sebagai pengusaha, sudah terbiasa ada hubungan dengan politisi maupun partai politik, dari semua itu, Bapak Surya Paloh adalah yang terbaik dalam menjaga kehormatan suatu hubungan. Jadi ketika diajak bergabung ke Partai Nasdem saya senang sekali. Inilah momentum buat saya untuk melakukan pengabdian yang lebih luas,” kata Rachmat Gobel.

Pemilu 2019

Kini Rachmat Gobel sudah resmi menjadi seorang politisi. Ujian seorang politisi adalah ikut pemilu. Maka 2019 adalah pemilu pertama bagi Rachmat Gobel. Ia ikut mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPR RI. Ia memilih Gorontalo sebagai daerah pemilihannya (dapil), bukan di Jakarta atau Bekasi tempat lokasi pabrik yang ia miliki dengan hampir 20 ribu karyawan. Namun Gobel lebih memilih Gorontalo, sebuah dapil yang hanya menyediakan tiga kursi di DPR RI. Makin sedikit jumlah kursi makin ketat pertarungannya. Gorontalo sudah lama menjadi basis Golkar. Pada pemilu 2014, Golkar mendapat dua kursi dan satu kursi lagi milik Gerindra.

Mengapa Gobel memilih Gorontalo? Ia teringat pada peristiwa menjelang kematian ayahnya, Thayeb M Gobel. Saat itu Thayeb berwasiat jika meninggal agar dikuburkan di Gorontalo. Saat itu anak-anaknya menawar agar dikubur di Jakarta saja, apalagi istri Thayeb – Annie Nento — yang meninggal pada 1968 dikuburkan di Jakarta. Namun Thayeb berkukuh agar dikuburkan di Gorontalo. Thayeb juga berpesan kepada anak-anaknya, “Jangan cari duit di Gorontalo untuk dibawa ke Jakarta, tapi cari duit di mana pun untuk dibawa ke Gorontalo.”

Kini, Gobel menyadari makna dua wasiat tersebut. Jika sebelum terjun ke politik Gobel hanya ada tiga ikatan dengan Gorontalo. Pertama, ia 100 persen berdarah Gorontalo, walau lahir dan besar di Jakarta dan Jepang. Kedua, untuk berziarah ke kuburan ayah dan ibunya – kerangka ibunya akhirnya dipindahkan ke Gorontalo. Artinya cuma dari bandara-rumah peninggalan kakek-kuburan kemudian balik ke Jakarta lagi. Ketiga, melanjutkan kebiasaan untuk bersedekah dan berzakat di Gorontalo.

Nah, setelah terjun ke politik ia menyaksikan wajah asli Gorontalo. Ia tak hanya menyaksikan jalan mulus dari bandara-rumah-kuburan, tapi masuk ke pelosok-pelosok Gorontalo. Ia menyaksikan kemiskinan, ketertinggalan, dan keterbelakangan Gorontalo. Gorontalo adalah provinsi termiskin kelima di Indonesia dan skor Indeks Pembangunan Manusia nomor delapan dari bawah. Angka stunting di Gorontalo pada 2023 juga masih 26,9%, di bawah rata-rata nasional yang 21,5%. Dengan terjun ke politik ia memiliki peluang luas untuk melaksanakan wasiat ayahnya: membangun Gorontalo. Inilah wasiat sejati ayahnya.

Namun untuk menuju ke sana, ia harus terpilih dulu menjadi anggota DPR RI. Ia pendatang baru dan buta politik praktis. Saat datang ke Gorontalo ia benar-benar belum memiliki tim. Dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan tingkat kualitas sumberdaya manusia yang tertinggal, tak cukup banyak sumberdaya yang tersedia. Umumnya mereka sudah tergabung dengan tokoh-tokoh politik sebelumnya.

Gorontalo dikenal kaya tokoh politik nasional, seperti Fadel Muhammad, Roem Kono, Zainudin Amali, Suharso Monoarfa, dan Elnino Mohi. Maka Gobel mengumpulkan orang-orang berkualitas yang memilih tak bergabung dengan mereka. Umumnya mantan anggota DPRD setempat seperti Mikson Yapanto (mantan PBB), Rustam Akili (mantan Golkar), Charles Budi Doku (mantan wakil walikota dan mantan anggota DPD RI), dan lain-lain.

Diremehkan, Menang Besar

Dalam politik, uang memang sangat penting, namun uang saja tidak cukup. Ia butuh keterampilan berjejaring dan memikat hati publik, ketepatan strategi, serta tim yang kuat dan profesional. Maka Gobel mulai bekerja. Keliling Gorontalo. Sebagai pendatang baru dan bukan orang yang tinggal di Gorontalo tentu butuh ekstra upaya untuk bisa dikenal.

Ia beruntung atas nama besar ayahnya. Namun para pesaing politik tidak tinggal diam. Mereka membentuk opini melalui lembaga survei lokal yang selalu menempatkan Gobel berada di urutan 5 atau 6. Padahal Gorontalo hanya ada tiga kuota kursi. Teman-teman aktivis dan politisi di Jakarta pun terpengaruh. Mereka meyakini bahwa Gobel tak akan lolos. Kawan di KPU, Bawaslu, maupun KPK juga menjadikan Gorontalo sebagai daerah yang mendapat pantauan khusus: diduga banyak money politics.

Malam sebelum pencoblosan, tim yang membantu Gobel berkumpul di rumah keluarga Gobel di Tapa, Bone Bolango. Mereka gelisah dengan semua gempuran opini dan kebiasaan money politics di Gorontalo. Intinya, mereka menyatakan bahwa kerja sudah optimal namun tanpa serangan fajar tidak menjamin kemenangan. Orang Gorontalo menyebut money politics sebagai meya-meya atau biyu-biyu. Itu bahasa slank untuk merah-merah dan biru-biru, yaitu warna uang kertas Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Mendapat masukan seperti itu dari timnya, Gobel bersuara, “Silakan Kakak-kakak pulang ke rumah masing-masing dengan tenang. Tidur yang nyenyak. Kita tidak akan melakukan politik uang. Semua kita serahkan pada Yang di Atas.”

Ternyata hasilnya luar biasa, perolehan suara perorangan Gobel yang terbesar dari seluruh calon dari semua partai. Pada pemilu 2019 ini Gobel meraih146.067 suara, disusul Ida Syahidah dari Golkar dengan 98.795 suara dan Elnino dari Gerindra dengan 67.515 suara). Namun suara total (gabungan suara partai dan suara semua calon di partai bersangkutan) Golkar masih yang tertinggi, yaitu 194.660 suara, disusul Nasdem dengan 169.509 suara dan Gerindra dengan 87.748 suara. Ida adalah istri gubernur saat itu dan Elnino adalah incumbent.

Kehadiran Rachmat Gobel juga mengerek suara Partai Nasdem di semua tingkatan, bukan hanya di DPR RI yang langsung melejit. Pada 2014, Partai Nasdem hanya memiliki satu kursi di semua tingkatan, yaitu hanya satu kursi di DPRD Kabupaten Gorontalo. Sedangkan di lima kabupaten yang lain tak memperoleh kursi satu pun. Di DPRD Provinsi dan DPR RI pun nol kursi. Di Pemilu 2019, Partai Nasdem meraih satu kursi di DPR RI, enam kursi di DPRD Provinsi, dan 17 kursi di DPRD kabupaten/kota. Adapun 17 kursi di DPRD kabupaten/kota itu adalah lima kursi di Kabupaten Gorontalo Utara, empat kursi di Kabupaten Gorontalo, enam kursi di Kabupaten Bone Bolango, dan dua kursi di Kabupaten Boalemo. Sedangkan di Kabupaten Pohuwato dan Kota Gorontalo masih nol kursi.

Gobel telah memberikan efek ekor jas pada Partai Nasdem di Gorontalo. Nama besar Rachmat Gobel telah memberikan pengaruh besar pada Partai Nasdem di Gorontalo. Sebagai perbandingan, pada pemilu 2014, untuk DPR RI Nasdem hanya meraih 20.930 suara, pada 2019 langsung melejit menjadi 169.509 suara.

Atas prestasinya itu Surya Paloh menghadiahi Rachmat Gobel untuk menjadi wakil ketua DPR RI. Sebuah kepercayaan yang harus dibalas dengan kinerja. ***

Related Posts