KOTA GORONTALO – Rektor UNG, Eduart Wolok, akhirnya buka suara tas meninggalnya Muhammad Jaksen (19), mahasiswa semester tiga Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Edward menegaskan akan ada sanksi tegas bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Butaiyo Nusa.
Kata Edward, hasil penelusuran awal membuktikan bahwa Diksar yang menewaskan Jaksen tidak memiliki izin resmi dari fakultas.
“Artinya ada pelanggaran aturan. Kami tidak bisa menutup mata. Pihak panitia akan dikenai sanksi, baik administrasi maupun akademik,” tegas Eduart saat konferensi pers di Gedung Rektorat UNG, Selasa (23/9/2025).
Bagi Eduart, hilangnya satu nyawa mahasiswa bukan hal yang bisa dianggap sepele.
Ia menilai kampus punya tanggung jawab penuh untuk memastikan kejadian serupa tidak lagi terulang di masa mendatang.
“Kami tidak akan membiarkan kasus ini lewat begitu saja. Aturan sudah jelas, sistem ada, dan semua wajib taat. Ini soal keselamatan mahasiswa,” ucapnya.
Tak hanya itu, Rektor UNG juga membuka ruang investigasi yang lebih jauh.
Menurutnya, bukan hanya panitia Diksar yang bakal disorot, tapi juga pihak fakultas yang dianggap lalai dalam pengawasan.
“Kalau memang ada kelalaian, tentu ada tanggung jawab yang harus dipikul. Investigasi ini menyentuh semua pihak, bukan hanya mahasiswa,” ungkapnya.
Eduart tak lupa menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Baginya, Jaksen bukan sekadar mahasiswa, melainkan bagian dari keluarga besar UNG.
“Atas nama Civitas Akademika UNG, kami menyampaikan duka cita yang dalam. Kehilangan ini sangat berat. Almarhum adalah anak kami juga. Semoga keluarga tabah menerima cobaan ini,” ujarnya.
Eduart juga mengukpakkan pihak kampus siap mendukung langkah keluarga korban, Jika keluarga menempuh jalur hukum, UNG memastikan diri akan kooperatif.
“Apapun hasilnya nanti, kampus akan mengikuti. Kami mendukung agar semua jelas, transparan, dan tidak menimbulkan spekulasi liar,” tandasnya.
Rektor UNG itu pun kembali mengingatkan semua organisasi mahasiswa. Setiap kegiatan, apalagi yang berisiko tinggi, wajib melalui izin resmi. Ia menilai tragedi ini harus dijadikan pelajaran berharga.
“Ini peringatan pahit. Jangan sampai ada lagi nyawa yang melayang hanya karena kecerobohan dan pelanggaran aturan,” tutup Eduart. (*)